Pengertian Gangguan Komunikasi dan Wicara

Proses mendengar sangat mempengaruhi pembentukan bunyi bahasa, karena proses berbicara dimulai dari mendengarkan lalu dilanjutkan ke sistem pada otak sehingga kita dapat mengerti dan dapat menyampaikan makna yang diungkapkan. Proses berbicara melalui proses fonasi, respirasi, artikulasi, resonansi (Point Of ArticulationManner Of Artikulation), dan pada keharmonisan motorik yaitu pada setiap kesiapan penggunaan bagian organis, motoris, fisiologis dalam persiapan produksi bunyi. Proses mendengar sangat mempengaruhi pembentukan bunyi bahasa, karena proses berbicara dimulai dari mendengarkan lalu dilanjutkan ke sistem pada otak sehingga kita dapat mengerti dan dapat menyampaikan makna yang diungkapkan. Proses berbicara melalui proses fonasi, respirasi, artikulasi, resonansi (Point Of ArticulationManner Of Artikulation), dan pada keharmonisan motorik yaitu pada setiap kesiapan penggunaan bagian organis, motoris, fisiologis dalam persiapan produksi bunyi.
Moories (1991) menjabarkan bahwa “A deaf person is one’s hearing disabled to an extend usually 70 dB ISO or greater thet precludes the understanding of speech through the ear alone, with or without the use of hearing disabled to an extend (usually 35-69 dB ISO) thar make difficult but he does the understanding a speech through the ear alone, without or with a hearing aid”.
Lebih lanjut Sardjono (1997, hal. 7) mengatakan bahwa “ Anak tunarungu adalah anak yang kehilangan pendengaran sebelum belajar bicara atau kehilangan pendengaran demikian anak sudah mulai belajar bicara karena suatu gangguan pendengaran, suara, dan bahasa seolah-olah hilang”.
Lebih lanjut Pernamari Somad dan Tati Herawarti (1996, hal. 27) mennyatakan bahwa “Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat mengguankan atal pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupan secara kompleks”.
Sedangkan sebagian tuna wicara adalah mereka yang menderita tuna rungu sejak bayi/lahir, yang karenanya tidak dapat menangkap pembicaraan orang lain, sehingga tak mampu mengembangkan kemampuan bicaranya meskipun tak mengalami ganguan pada alat suaranya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak penyandang tuna rungu dan tuna wicara adalah individu  yang kehilangan kemampuan untuk mendengar baik sebagaian maupun seluruhnya yang mengakibatkan tidak mampu untuk menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari dan juga tidak mampu mengembangkan kemampuan bicaranya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Pengertian Gangguan Komunikasi dan Wicara"

Posting Komentar

Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design